بسم الله الرحمن الرحيم

 

EVALUASI MATERI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA SEKOLAH UMUM DALAM PERSPEKTIF

PENDIDIKAN MULTI KULTURAL

 

Oleh: Dr. M. Syairozi Dimyathi, M.Ed.<!--

 

Latar Belakang

Keragaman adalah hukum alam (baca: sunnatullah). Namun, "sejarah menunjukkan bahwa pemaknaan secara negatif atas keragaman telah melahirkan penderitaan panjang umat manusia. Pada saat ini, paling tidak telah terjadi tiga puluh lima pertikaian besar antara etnis di dunia, lebih dari tiga puluh juta jiwa terusir dari tempat tinggal mereka dan paling sedikit tujuh juta jiwa terbunuh dalam konflik etnis berdarah. Pertikaian seperti ini terjadi dari Barat sampai Timur dan dari Utara hingga Selatan. Dunia menyaksikan darah mengalir di Yugolavia, Cekoslovakia, Zaire hingga Rwanda, di bekas Uni Soviet sampai Sudan dan di Srilangka, India hingga Indonesia. Konflik panjang tersebut melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama.<!--

Di Indonesia, bila hal ini tidak mendapat perhatian, bukan saja akan menyebabkan timbulnya disintergasi sosio-kultural, namun bisa juga menyebabkan disintegrasi politik. "Pembentukan masyarakat multikultural Indonesia tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan. Langkah yang paling strategis dalam hal ini adalah melalui pendidikan multikultural yang diselenggarakan melalui seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal dan bahkan informal dalam masyarakat luas."<!--

Di Indonesia, Pendidikan multi kultural merupakan suatu keniscayaan, mengingat kemajemukan bangsa Indonesia dari seluruh aspek kehidupan mereka. Kebhinekaan Indonesia yang merupakan anugerah Allah s.w.t. itu perlu dipertahankan dan dilestarikan dengan tidak menimbulkan konflik dan permasalahan disintegrasi yang kadang menjadi rintangan atau hambatan besar dalam usaha pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan adalah wadah yang paling utama untuk melestarikan kesatuan dan persatuan bangsa, karena melalui pendidikan sejak dini kita dapat memupuk dan memberikan pemahaman yang benar kepada para anak didik tentang hakikat kemajemukan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan pula kita dapat mengantisipasi timbulnya gejala konflik yang sedang terjadi dan bahkan dapat menyelesaikan berbagai gejala konflik budaya yang telah terjadi.

Di sisi lain, Pendidikan Agama Islam (PAI) bagi mayoritas muslim penduduk Indonesia, merupakan media pendidikan yang utama dalam menanamkan rasa kebersamaan dan saling menghormati antara berbagai suku bangsa dan agama yang ada (Pendidikan Multikultural). Hal ini disebabkan karena Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi perbedaan dan kebhinekaan di antara umat manusia dan dalam waktu yang sama mewajibkan persatuan dan kesatuan mereka,  seperti dalam salah satu firman Allah s.w.t. :

يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم خبير.

Wahai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari laki dan perempuan dan telah kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui dan maha memahami.

Melihat betapa pentingnya pendidikan multikultural tersebut, maka untuk menentukan materi pendidikan multikultural apa saja yang harus diberikan kepada para siswa perlu diadakan perumusan tentang hal itu, dan untuk mengetahui apakah materi PAI kita di sekolah-sekolah sudah memenuhi standar pendidikan multikultural yang diharapkan, perlu diadakan evaluasi terhadap kurikulum PAI yang sedang diajarkan di sekolah-sekolah, agar kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada materi PAI tersebut.

Permasalahan Penelitian

Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah:

<!--Materi pendidikan multikultural apa saja yang harus diberikan kepada siswa SMP dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)?

<!--Sejauhmana kurikulum PAI untuk SMP telah memuat materi pendidikan multikultural tersebut?

Batasan Penelitian

Penelitian ini terbatas pada :

  1. Materi pendidikan multikultural yang akan dirumuskan adalah materi pendidikan multikultural untuk SMP yang dapat diintegrasikan ke dalam materi Pendidikan Agama Islam (PAI).
  2. Materi kurikulum yang akan dievaluasi adalah materi kurikulum yang terdapat pada buku wajib siswa pada mata pelajaran PAI untuk SMP.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan kurikulum PAI untuk jenjang pendidikan SMP dalam perspektif pendidikan multikultural. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan materi kurikulum PAI ditinjau dari ketercakupannya terhadap pendidikan multikultural. Sedangkan bentuk akhir dari hasil penelitian ini adalah :

<!--Tersusunnya materi pendidikan multikultural untuk jenjang pendidikan SMP yang dapat diintegrasikan ke dalam materi PAI.

<!--Tabel secara rinci mengenai ketermuatan pendidikan multikultural dalam materi PAI untuk siswa SMP.

Urgensi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis bagi pengembangan kurikulum PAI untuk jenjang SMP. Manfaat teoritis dapat berupa pengembangan ide dan konsep pendidikan multikultural yang diambil dari dasar-dasar dan sumber-sumber penyusunan materi pendidikan multikultural. Sedangkan signifikansi praktis dari hasil penelitian ini di antaranya adalah:

  1. Dapat dijadikan acuan oleh para penentu kebijakan pendidikan dalam mengembangkan materi PAI yang berwawasan multi kultural di sekolah-sekolah umum atau agama, dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kekebalan generasi mendatang terhadap problematika yang timbul akibat ketidak tahuan tentang konsep multi kultural.
  2. Dapat dijadikan acuan dalam mengevaluasi kurikulum mata palajaran lain tentang keterkandungannya terhadap konsep pendidikan multi kultural atau konsep pendidikan lainnya.
  3. Hasil penelitian ini dapat juga dipergunakan sebagai referensi bagi penelitian lanjutan di jenis atau jenjang sekolah lain.
  4. Dapat dijadikan pengetahuan oleh kalangan pendidikan tentang cara mengembangkan ide dan konsep kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik akademik maupun sisio-kultural.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis konten (content analysis) atau تحليل المحتوى. Content Analysis adalah "Sebuah metode mendeskripsikan atau menggambarkan materi yang terkandung dalam sebuah objek penelitian secara objektif dan kuantitatif".<!-- Dalam penelitian ini, objek yang akan dianalisis adalah materi PAI, sedangkan materi yang akan dideskripsikan adalah materi pendidikan multikultural.

Tujuan content analysis di antaranya adalah "untuk menemukan kelebihan atau kekurangan materi pembelajaran yang sedang dipergunakan dan mengajukan usulan dasar-dasar pengembangannya atau perbaikan materi yang telah ada"<!--.

Untuk melakukan content analysis harus ditentukan terlebih dahulu beberapa prasyarat, yaitu:

<!--Sampel analisis (عينة التحليل). Sampel dalam content analysis ini adalah buku pegangan siswa untuk mata pelajaran PAI untuk kelas I, II dan III SMP, yang ditulis oleh Rumadi, M.Ag., Drs. Afif Zamzami, P.Psi. dan Agus Purwanto, SH., yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, tahun 2003, dan diterbitkan oleh PT. Balai Pustaka.

<!--Unit Analisis (وحدة التحليل). Unit analisis adalah "Bagian terbesar dari sebuah materi (content) yang dapat dianalisa".<!-- Contohnya kalimat sempurna adalah sebuah bagian terbesar yang dapat dianalisa dan kosa kata menjadi unit hitungnya. Selain itu, "Cartwright menambahkan contoh lain yang dapat dianalisa, yaitu paragraf, sedangkan unit hitungnya adalah kalimat sempurna yang dianalisa".<!-- Penelitian ini akan menggunakan paragraf sebagai unit analisis dan kalimat sempurna menjadi unit hitungnya.

<!--Unit Hitung (Categories) (فئات التحليل). Unit hitung adalah "tema-tema utama yang akan dianalisa di dalam unit analisis".<!--  Unit hitung ini harus dalam bentuk tema-tema (items) yang jelas yang hanya mempunyai satu pengertian. Oleh karena itu, "setiap tema harus didefinisikan dengan jelas, sehingga siapa saja dapat mempergunakannya sebagai unit hitung dalam menganalisa konten yang sama dan dengan hasil yang sama pula".<!-- Dalam penelitian ini, unit hitung tersebut diambil dari instrumen penelitian yang berupa lembar kriteria.

Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah Lembar Kriteria (معيار) yang disusun melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Rancangan Awal Lembar Kriteria

Pada langkah pertama ini, peneliti merumuskan tema-tema (items) yang diambil dari sumber pendidikan multikultural yang berupa makalah, hasil penelitian dan buku-buku yang memuat materi pendidikan multikultural<!--. Kemudian penulis mendefinisikan setiap item tersebut agar tidak terjadi pengertian ganda.

  1. Penilaian Lembar Kriteria oleh Dewan Pakar

Pada langkah kedua ini, penulis mengajukan rancangan awal lembar kriteria tersebut kepada para pakar di bidang ilmu-ilmu keislaman dan pendidikan Islam.<!-- Hal ini dilakukan karena "penyusunan tema-tema (items) di atas merupakan usaha individu yang diragukan objektifitasnya, sehingga perlu diajukan kepada para pakar yang profesional untuk mendapatkan legalitas dan kata akhir dalam menentukan validitas eksternal (الصدق الخارجي)  lembar kriteria dimaksud".<!--

Pada langkah kedua ini, para pakar diminta untuk mengemukakan pendapat mereka mengenai tema-tema pendidikan multikultural yang diajukan, baik berupa penerimaan atau penolakan terhadap masing-masing tema atau perbahan redaksi atau penambahan tema baru yang dianggap perlu.

  1. Perbaikan Lembar Kriteria

Setelah mendapat penilaian para pakar, dan berdasarkan asumsi bahwa "perolehan skor setiap tema dengan rata-rata di bawah 70% menunjukkan bahwa secara umum tema tersebut tidak sesuai untuk diditerapkan"<!-- (dalam analisis konten), maka selanjutnya dilakukan perbaikan sebagai berikut:

  1.  
    1. Menetapkan semua tema-tema yang mendapat persetujuan 70% ke atas.
    2. Memperbaiki redaksi beberapa tema seperti yang dicontohkan oleh pakar.
    3. Mencoret tema-tema yang tidak mendapatkan persetujuan 70% dari dewan pakar.

Setelah melakukan tiga langkah terakhir ini, maka lembar kriteria tema-tema pendidikan multikultural yang dapat diintegrasikan ke dalam PAI dianggap valid dan cukup sempurna untuk menjadi unit hitung dalam analisa konten yang akan dilakukan.<!-- Selain itu, pertanyaan pertama permasalahan pada penelitian ini sudah terjawab.

Hasil Penelitian

Setelah menganalisa materi Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan lembar kriteria Pendidikan Multikultural dihasilkan keterengan seperti dalam tabel berikut ini:

Tabel (3)

MATERI PENDIDIKAN MULTI KULTURAL

DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

NO

TEMA

DEFINISI

KLS I

KLS II

KLS III

JML

1.

Keimanan

Menghayati dan mengamalkan rukum iman, sehingga tidak terpengaruh dengan agama lain.

3

4

4

11

2.

Taat beragama

Menjalankan ibadah secara konsisten dan tidak terpengaruh dengan ibadah agama lain.

2

3

3

8

3.

Toleransi

Menghormati akidah dan keyakinan agama lain serta tidak mencela kepercayaannya mereka.

-

4

2

6

4.

Ukhuwah Islamiyah

Menjaga dan mempererat persaudaraan sesama muslim.

1

9

1

11

5.

Mencintai sesama manusia

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan kepada siapa saja.

-

6

1

7

6.

Kesetaraan derajat

Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah di hadapan Allah, hukum dan pelayanan publik.

2

4

-

6

7.

Cinta tanah air

Mengutamakan keutuhan bangsa dan rela berkorban untuk negara.

-

4

-

4

8.

Tolong menolong

Suka bekerjasama dan memiliki kesadaran dan kemauan saling membantu tanpa pamrih.

6

2

6

14

9.

Musyawarah dan mufakat

Menghargai pendapat orang lain dalam kebersamaan mencari solusi.

-

-

-

0

10.

Kesadaran berbudaya

Mengakui dan menghargai budaya sendiri dan budaya lain.

-

1

-

1

11.

Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban

Menghormati hak orang lain dan mendahulukan kewajiban dari pada hak serta menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang.

-

2

-

2

12.

Kesadaran jender

Menghoramati hak dan kewajiban orang lain tanpa memandang jenis kelamin.

-

-

-

0

13.

Anti tindakan anarkis

width: 2.5in; border-top: none; bor
المصدر: مقالة في المؤتمر القومي للتعليم الديني الإسلامي بوزارة الشؤون الدينية الإندونيسية عام 2005.
  • Currently 0/5 Stars.
  • 1 2 3 4 5
0 تصويتات / 86 مشاهدة
نشرت فى 15 إبريل 2016 بواسطة msyairozi

عدد زيارات الموقع

1,829